RSS

JARINGAN HEWAN DAN TUMBUHAN



JARINGAN HEWAN DAN TUMBUHAN


A.      Pengertian Jaringan
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang biologi yang dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi.
Jaringan dimiliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian tugas untuk setiap kelompok sel-selnya. Organisme bertalus, seperti alga ("ganggang") dan fungi ("jamur"), tidak memiliki perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat membentuk struktur-struktur khas mirip organ, seperti tubuh buah dan sporofor. Tumbuhan lumut dapat dikatakan telah memiliki jaringan yang jelas, meskipun ia belum memiliki jaringan pembuluh yang jelas.

B.       Struktur dan Fungsi Jaringan pada Hewan Vertebrata
1.        Jaringan epithelium
Ciri-ciri jaringan epithelium:
a.         Melaksanakan fungsi absorpsi  dan proteksi atau sebagai kelenjar
b.        Sel-sel epithelium terikat oleh zat pengikat (semen) sehingga hampir tidak ada ruang  antarsel
c.         Sel-sel epithelium melekat pada lamina basalis yang berfungsi mengikat jaringan dengan bagian yang ada dibawah nya. Epithelium dapat di golongkan menjadi beberapa kelompok:
1)        Berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel. Berdasarkan bentuknya, sel epithelium dibedakan menjadi bentuk pipih, kubus, dan silindris. Sedangkan berdasarkan jumlah lapisannya, epithelium dapat dibedakan menjadi epithelium simpleks dan kompleks.
a)        Epitelium Simpleks
No
Jaringan
Letak
Fungsi
1
Epithelium
Pipih
selapis
Kapsula bowman, lapisan dalam pembuluh darah dan limfa, alveolus paru-paru, ruang jantung, selaput bagian dalam telinga, dan sel ekskresi kecil dari sebagian besar kelenjar
Pelapis rongga bagian dalam rongga dan saluran, tempat difusi dan infiltrasi
2
Epithelium
Kubus
selapis
Kelenjar air liur, retina mata, dinding ovarium, dan saluran dalam nefron ginjal
Proteksi, absorpsi, dan sekresi (penghasil lendir) atau mucus
3
Epithelium
Silindris
selapis
Dinding dalam lambung, usus, kantong empedu, rahim saluran pernapasan bagian atas, dan saluran pencernaan
Proteksi, sekresi, difusi  dan absorpsi zat
4
Epithelium
Silindris
Selapis
bersilia
Dinding dalam rongga hidung, trakea, bronkus, dan dinding dalam oviduk
Penghasil mucus untuk menangkap benda asing yang masuk. Getaran silianya menghalau benda asing tersebut
5
Epithelium
Silindris
Berlapis semu
Rongga hidung dan trakea
Proteksi, sekresi, dan gerakan  gas

b)        Epithelium  Kompleks
Epitelium kompleks tersusun atas beberapa lapisan sel. Lapisan sel terbawah yang selalu membelah diri untuk mengganti sel-sel permukaan yang rusak disebut lapisan germinativa. Berikut tabel Jenis-jenis jaringan epithelium kompleks beserta letak dan fungsinya
No
Jaringan
Letak
Fungsi
1
Epitelium
Pipih
berlapis
Kulit, epidermis, rongga mulut, esofagus, laring, vagina, anus, dan rongga mulut
Proteksi dan penghasil mucus
2
Epithelium
Kubus
berlapis
Kelenjar keringat, kelenjar minyak, ovarium, dan buah zakar
Proteksi dan penghasil mucus
3
Epitelium
Silindris berlapis
Lapisan konjugativa, dinding dalam kelopak mata, laring, faring, dan uretra
Proteksi dan penghasil mucus, gerakan zat yang melewati permukaan, dan saluran sekresi kelenjar ludah serta kelenjar susu
4
Epithelium transisional
Kantong kemih, uretra  dan pelvis ginjal
Menahan regangan dan tekanan

2)      Berdasrkan Struktur dan Fungsi
·      Epithelium kelenjar, berfungsi dalam pembuatan , penyimpanan, dan sekresi zat-zat kimia.  Dua macam kelenjar utama yaitu eksokrin dan endokrin.
·      Epithelium penutup, berfungsi melapisi permukaan tubuh dan jaringan.

2.        Jaringan Pengikat
Berfungsi melekatkan suatu jaringan dengan jaringan lain, membungkus organ-organ, mengisi rongga diantara organ-organ, menghasilkan imunitas.
a.        Komponen jaringan pengikat
1)        Matriks. Tersusun atas serabut- serabut dan  bahan dasar. Serabut dibedakan menjadi serabut kolagen, elastin dan reticular. Bahan dasar terdiri atas asam mukopolisakarida.
2)          Sel-sel jaringan pengikat
a)        Fibroblast, berfungsi mensintesis dan mensekresikan protein.
b)        Makrofag, berfungsi dalam pinatosis dan fagotasis.
c)        Sel tiang, berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamin.
d)       Sel lemak, berfungsi menyimpan lemak
e)        Sel darah putih, berfungsi melawan patogen penyebab penyakit.

b.        Macam-macam jaringan pengikat.
1)      Jaringan pengikat biasa. Terdiri atas  jaringan pengikat longgar dan jaringan pengikat padat.
2)      Jaringan pengikat longgar. Jaringan ini mempunyai susunan serat-serat yang longgar. Matriksnya berupa cairan lender (mucus). Pada matriks terdapat berkas serabut kolagen yang fleksibel, tetapi tidak elastis. Jaringan pengikat longgar terdapat di sekitar pembuluh darah, saraf, dan organ tubuh.
3)      Jaringan pengikat padat. Jaringan ini mempunyai struktur serat-serat terutama kolagen yang padat. Jaringan pengikat padat dibedakan menjadi jaringan pengikat padat telur (contoh pada tendon) dan jaringan pengikat padat tidak teratur (contoh pada lapisan di bawah kulit).
4)      Jaringan pengikat dengan sifat khusus. Jaringan ini terdiri atas jaringan tulang rawan, jaringan tulang keras, jaringan darah dan limfa.
5)      Jaringan tulang rawan. Berfungsi sebagai rangka tubuh pada awal embrio, menunjang jaringan lemak dan organ dalam, serta melicinkan permukaan tulang dan sendi. Sel tulang rawan disebut kondrosit. Jaringan tulang rawan terdiri atas kartilago hialin, kartilago fibrosa dan kartilago elastis.
Ciri-ciri
Kartilago Hialin
Kartilago Fibrosa
Kartilago Elastis
Serabut
Serabut kolagen yang halus.
Serabut kolagen yang padat dan kasar.
Serabut elastis dan serabut kolagen.
Warna matriks
Putih kebiru-biruan dan tembus cahaya.
Gelap dan keruh.
Keruh kekuning-kuningan.
Letak

Ujung tulang keras, cakram epifisis, persendian, dan saluran pernapasan.
Ruas-ruas tulang belakang, simfisis pubis, dan persendian.
Epiglotis, daun telinga, & bronkiolus.
Fungsi



Memberi kekuatan, menyokong rangka embrionik, menyokong bagian tertentu rangka dewasa, & membantu pergerakan persendian.
Menyokong dan melindungi bagian di dalamnya.

Memberi fleksibilitas dan sebagai penyokong.


6)      Jaringan tulang keras. Sel tulang disebut osteosit yang dibentuk dari osteoblast. Antara osteosit yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh kanalikuli. Matriks osteoblast mengandung kalsium fosfat. Endapan garam mineral menyusun dan melingkari bagian pusat tulang membentuk lamela. Pada batas lamela terdapat lakuna.
Berdasarkan susunan matriksnya, jaringan tulang dibedakan menjadi tulang keras dan tulang kompak dan tulang berongga atau tulang spons. Tulang keras memiliki matriks yang susunannya rapat. Tulang spons memiliki susunan matriks longgar atau berongga.
Pada tulang keras atau kompak, sel-sel tulang tersusun membentuk sistem Havers. Bagian tengah sistem Havers terdapat saluran Havers. Di antara dua saluran Havers dihubungkan oleh saluran Volkman. Di sekeliling sistem Havers terdapat lamela. Pada lamela terdapat osteosit yang menempati lakuna.


3.        Jaringan darah.
Fungsi darah antara lain:
·           Mengangkut sari makanan, oksigen dan  hormon ke seluruh tubuh.
·           Mengangkut zat sisa dan karbon dioksida dari sel tubuh.
·           Mengatur suhu tubuh
·           Leukosit melawan bibit penyakit.
·           Menutup luka dengan pembekuan darah.
4.        Jaringan limfa ( getah bening).
Limfa merupakan suatu cairan yang dikumpulkan dari beberapa jaringan dan kembali ke aliran darah. Fungsi limfa yaitu mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, dan zat-zat lain dari jarngan ke sistem.
5.        Jaringan otot.
       Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Jaringan ini berfungsi melakukan pergerakan pada berbagai pergerakan tubuh.
Pembeda
Otot polos
Otot lurik
Otot jantung
Tempat
Dinding jerohan
Melekat pada rangka
Dinding jantung
Bentuk serabut
Memanjang, ujung lancip
Memanjang, silindris, ujung tumpul
Memanjang, silindris, bercabang dan menyatu.
Letak nukleus
Tengah
Tepi
tengah
Jumlah nukleus
Satu
Banyak
Satu
Kecapatan kontraksi
Paling lambat
Paling cepat
Sedang
Kemampuan ber kontraksi
Lama
Sebentar
sedang
Tipe kontrol
Tidak menurut kehendak
Menurut kehendak
Tidak menurut kehendak

6.       Jaringan Saraf.
       Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron berfungsi merespons perubahan lingkugan, membawa implus-implus saraf ke pusat saraf atau sebaliknya, dan bereaksi aktif terhadap rangsang. Neuron terdiri atas bagian-bagian berikut.
·           Badan sel saraf yang mengandung inti sel dan neuroplasma.
·           Neurit atau akson, berfungsi membawa implus meninggalkan badan sel saraf.
·           Dendrit, berfungsi membawa implus ke badan sel saraf.
Akson dikelilingi oleh sel Schwann. Akson diselubungi oleh selaput neurilema. Sebelah dalam neurilema terdapat selubung mielin. Bagian akson yang tidak tertutup oleh selubung mielin dinamakan nodus Ranvier. Titik pertemuan antara ujung akson yang satu dengan yang lain disebut sinapsis. Sinapsis berfungsi meneruskan rangsang ke sel saraf yang lain dengan cara mengeluarkan neurotransmiter.
Berdasarkan fungsinya, neuron dibedakan menjadi tiga, yaitu neuron aferent, neuron intermedier, dan neuron eferen. Neuron aferen atau sensorik, menyampaikan rangsang dari reseptor ke sistem saraf pusat. Neuron intermedier atau interneuron, menyampaikan implus dari neuron sensorik atau neuron intermedier yang lain ke neuron motorik. Neuron eferen atau motorik, menyampaikan implus dari sistem saraf pusat ke efektor.

C.      Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan
Jaringan-jaringan pada tumbuhan ada yang bersifat meristematis, yaitu jaringan muda yang masih aktif membelah dan ada juga yang bersifat permanen, yaitu jaringan dewasa yang tidak membelah.
1.        Jaringan Meristem
Jaringan yang aktif membelah  disebut jaringan meristem. Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel  muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan. Meristem dikelompokkan berdasarkan  letaknya dan terjadinya. 
a.         Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan sebagai berikut.
1)        Meristem Ujung (Apikal), Meristem ujung (apikal) merupakan jaringan muda yang berada pada ujung-ujung dari alat-alat tumbuhan. Dengan adanya meristem ini, tumbuhan dapat  bertambah tinggi dan panjang
2)        Meristem Samping (Lateral), Meristem lateral merupakan jaringan muda  yang terletak antara bagian alat-alat tumbuhan (antara jaringan jaringan dewasa). Akibat aktivitas meristem ini tumbuhan akan mengalami penambahan besar ke samping.
b.        Berdasarkan terjadinya, jaringan meristem dibedakan menjadi dua.
1)        Meristem Primer, meristem primer merupakan jaringan muda yang disebut promeristem. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Haberlandt, promeristem akan berkembang menjadi protoderm, prokambium, dan meristem dasar :
·           Protoderm akan berdeferensiasi menjadi jaringan epidermis,
·           Prokambium akan berdeferensiasi menjadi system jaringan pengangkut,
·           Meristem dasar akan berkembang menjadi parenkim (jaringan dasar).
Meristem primer terletak pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan. Menurut Hanstein, pada bagian ujung akar dibagi menjadi tiga daerah,yaitu :
a)         Dermatogen yang akan berkembang menjadi epidermis;
b)        Periblem yang akan berkembang menjadi korteks;
c)         Pleron yang akan berkembang menjadi stele.
Meristem pada ujung batang menurut Schmidt dibagi menjadi dua bagian.
a)         Korpus; Bagian ini merupakan bagian pusat dari titik tumbuh, yang memiliki area yang luas dan sel-selnya relatif besar. Sel-sel pada bagian korpus ini akan membelah secara tak beraturan.
b)        Tunika; Bagian ini merupakan bagian paling luar dari titik tumbuh. Tunika terdiri atas satu atau beberapa lapis sel, dengan sel-sel yang relatif kecil dan mengalami pembelahan ke samping (ke arah lateral).
2)        Meristem Sekunder, meristem ini berasal dari jaringan dewasa dan selanjutnya berubah menjadi meristematis. Sel-sel meristem sekunder berbentuk pipih atau prisma yang di bagian tengahnya terdapat vakuola. Contohnya, kambium dan kambium gabus. Kambium dijumpai di dalam batang dan akar dari tumbuhan golongan dikotil dan Gymnospermae, serta beberapa tumbuhan dari golongan monokotil (Agave, Aloe, Jucca, dan Draceana). Kambium gabus terdapat pada kulit batang tumbuhan dan dapat membentuk jaringan gabus yang sukar dilalui air.

2.        Jaringan Permanen/Dewasa
Jaringan permanen (dewasa) merupakan jaringan yang tidak aktif membelah lagi dan sudah mengalami diferensiasi. Jaringan ini mempunyai ukuran yang relatif besar dibandingkan sel-sel meristem.
a.         Epidermis
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu lapisan sel saja. Bentuknya bermacam-macam, misalnya isodiametris yang memanjang, berlekuk-lekuk, atau menampakkan bentuk lain.
Epidermis tersusun sangat rapat sehingga tidak terdapat ruangan antar sel. Epidermis merupakan sel hidup karena masih mengandung protoplas, walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat vakuola yang besar di tengah dan tidak mengandung plastida. Sel-sel initial epidermis sebagian dapat berkembang menjadi alat lain yang sering disebut derivat epidermis, seperti stomata, trikoma, dan sel kipas.
Stomata adalah celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan. Pada semua tumbuhan yang berwarna hijau, lapisan epidermis mengandung stomata paling banyak pada daun. Stomata terdiri atas bagian-bagian yaitu sel penutup, bagian celah, sel tetangga, dan ruang udara dalam.
Trikoma terdiri atas sel tunggal atau banyak sel. Peranan trikoma bagi tumbuhan, antara lain sebagai berikut:
1)        Trikoma yang terdapat pada epidermis daun berfungsi untuk mengurangi penguapan.
2)        Menyerap air serta garam-garam mineral.
3)        Mengurangi gangguan hewan.
Trikoma dibedakan menjadi dua, yaitu :
a)         Trikoma Glanduler. Trikoma glanduler  merupakan trikoma yang dapat menghasilkan secret, dapat bersel satu atau banyak. Tumbuhan yang memiliki trikoma glanduler, contohnya, tembakau (Nicotiana tabacum) yang terletak pada daunnya. Macam-macam trikoma glanduler antara lain:
(a)           Trikoma hidatoda, terdiri atas sel tangkai dan beberapa sel kepala dan mengeluarkan larutan yang berisi asam organik;
(b)          Kelenjar madu, berupa rambut bersel satu atau lebih dengan plasma yang kental dan mampu mengeluarkan madu ke permukaan sel;
(c)           Kelenjar garam terdiri atas sebuah sel kelenjar besar dengan tangkai yang pendek.
(d)          Rambut gatal, berupa sel tunggal dengan pangkal berbentuk kantong dan ujung runcing. Isi sel menyebabkan rasa gatal.
b)        Trikoma Nonglanduler. Trikoma ini tidak menghasilkan sekret. Macam-macam Trikoma nonglanduler, antara lain:
(a)           rambut sisik, misalnya pada daun durian;
(b)           rambut bercabang, misalnya pada daun waru;
(c)           rambut akar.

b.        Parenkim
Parenkim merupakan jaringan yang terbentuk atas sel hidup. Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar karena hampir pada setiap tumbuhan akan terdapat parenkim. Sel ini masih melakukan aktivitas hidup dan mempunyai vakuola yang berisi zat makanan.
Jaringan parenkim memiliki kloroplas dan berbentuk poligonal dengan banyak ruang antarsel untuk pertukaran udara. Selain membentuk jaringan sederhana, sel parenkim merupakan komponen dari dua jaringan kompleks, yaitu xilem dan floem. Beberapa organ tubuh tumbuhan yang mengandung jaringan parenkim adalah sebagai berikut.
1)        Batang, jaringan parenkim pada batang terdapat pada empulur dan di antara epidermis dan pembuluh angkut.
2)        Akar, jaringan parenkim pada akar juga terletak di antara epidermis dan pembuluh angkut sebagai korteks.
3)        Mesofil daun, jaringan parenkim pada mesofil daun kadang-kadang berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan bunga karang.
4)        Pembentuk daging buah
5)        Pembentuk endosperma
Jaringan parenkim dibedakan berdasarkan fungsi dan bentuknya.
a)        Macam jaringan parenkim berdasarkan fungsinya, antara lain seperti berikut.
1)        Parenkim Asimilasi (Klorenkim), Parenkim asimilasi banyak mengandung klorofil sehingga dapat bermanfaat untuk proses fotosintesis.
2)        Parenkim Udara (Aerenkim), pada parenkim udara terdapat ruang antarsel, fungsinya adalah untuk aerasi atau pertukaran gas pada tanaman air, yaitu untuk mengapung pada permukaan air.
3)        Parenkim Air, parenkim air berfungsi untuk menyimpan air. Parenkim ini dijumpai pada tumbuhan xerofit dan epifit. Contohnya, parenkim yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan Agave dan Aloe.
4)        Parenkim Makanan, parenkim ini berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Bisa terdapat pada akar, umbi, buah, dan batang. Makanan cadangan tersebut dapat berbentuk zat-zat padat, misalnya tepung, protein, lemak, dan tetestetes minyak
5)        Parenkim Pengangkut, jaringan parenkim pengangkut berguna sebagai alat pengangkut  yang menghubungkan jaringan-jaringan sebelah luar dan dalam yang disebut dengan parenkim jari-jari empulur.
b)        Berdasarkan bentuknya, parenkim dibedakan menjadi empat.
a)        Parenkim palisade, merupakan parenkim penyusun mesofil, kadang pada biji berbentuk sel panjang, tegak, mengandung banyak kloroplas.
b)        Parenkim bunga karang, juga merupakan parenkim penyusun mesofil daun. Bentuk dan ukuran parenkim ini tak teratur dengan ruang antarsel yang lebih besar.
c)        Parenkim bintang, berbentuk seperti bintang bersambungan ujungnya misalnya pada tangkai daun Canna sp.
d)        Parenkim lipatan, dinding selnya mengadakan lipatan ke arah dalam serta banyak mengandung kloroplas. Misalnya pada mesofil daun pinus dan padi.

c.         Jaringan Penunjang (Mekanik)
Jaringan mekanik berfungsi untuk kekuatan pada tumbuhan tingkat tinggi. Pada tumbuhan tingkat tinggi yang berbatang besar dan tinggi, pengaruh kekurangan kandungan air pada sel-selnya dapat diatasi dengan adanya jaringan mekanik ini, sehingga tumbuhan tetap tegak tanpa mengalami kelayuan, bahkan pada pohon yang berbatang kecil pun walaupun kekurangan air dan diterpa angin akan tetap kokoh berdiri dan tidak layu karena adanya jaringan mekanik ini. Pada tumbuhan tingkat rendah yang belum terdapat jaringan mekanik, maka sebagai penguat  tubuhnya adalah tekanan turgor atau tekanan dinding selnya.
Sesuai dengan fungsinya sebagai penguat tubuh tumbuhan, maka jaringan mekanik ini memiliki dinding sel yang tebal, mengandung lignin, dan zat-zat lainnya yang memberi sifat keras pada dinding sel. Jaringan mekanik dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1)        Kolenkim, jaringan kolenkim terjadi dari prokambium. Jaringan ini terdapat pada organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Keadaan selnya tidak memiliki lignin dan tersusun atas satu macam sel yang mengandung kloroplas, sehingga kolenkim bisa berfungsi untuk fotosintesis. Bila sel ini dilihat dengan mikroskop, terlihat bahwa dinding selnya jernih, putih, mengkilat. Macam-macam Kolenkim:
·           Kolenkim sudut (angular)
·           Kolenkim papan (lamellar)
·           Kolenkim tubular (lakuna)
·           Kolenkim tipe cincin
2)        Sklerenkim, jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan atau organ tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah. Sklerenkim tidak mengandung protoplas, sehingga sel-selnya telah mati. Dinding selnya tebal karena berlangsung penebalan sekunder sebelumnya yang terdiri atas zat lignin. Jaringan sklerenkim dibedakan menjadi dua   :
a)        Serat-Serat Sklerenkim (Fibers)
Serat-serat sklerenkim merupakan sel-sel yang sudah mati.  Ada dua macam jenis serat sklerenkim, yaitu sebagai berikut.
(1)     Serat di Luar Xilem (Ekstraxilari) Serat ekstraxilari ada yang berlignin dan ada pula yang tidak. Serat ini dapat digunakan untuk membuat tali, karung goni, dan bahan dasar tekstil untuk pakaian.
(2)     Serat Xilem (Xilari)
Jenis serat ini merupakan komponen utama kayu karena dindingnya mengandung lignin yang menyebabkan dindingnya keras dan kaku.
b)        Sel-Sel Batu (Sklereid)
Sklereid terdapat pada bagian tumbuhan, antara lain di dalam korteks, floem, buah, dan biji. Dinding sklereid tersusun atas selulosa yang mengandung zat lignin yang tebal dan keras.
Sklereid bisa dijumpai dalam bentuk tunggal atau kelompok kecil di antara sel-sel, misalnya butiran seperti pasir pada daging buah jambu biji atau suatu masa sinambung seperti pada tempurung kelapa yang keras.
c)        Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan terdiri atas xilem dan floem. Kegunaannya yaitu sebagai jaringan untuk mengangkut zat-zat mineral yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian lainnya yang semuanya memungkinkan tumbuhan untuk hidup dan berkembang. Jaringan pengangkut hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah tidak ditemui jaringan ini. Hal ini disebabkan pada tumbuhan tingkat rendah pengangkutan air dan zat zat makanan cukup berlangsung dari sel ke sel.
Jaringan pengangkut teridiri dari jaringan xilem dan floem pada batang tumbuhan, yaitu sebagai berikut :
1.        Xilem (Pembuluh Kayu)
Fungsi xilem adalah sebagai tempat pengangkutan air dan zat-zat mineral dari akar ke bagian daun. sel-selnya ternyata ada yang telah mati dan ada pula yang masih hidup,tetapi pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan membrane selnya yang tebal dan mengandung lignin sehingga fungsi xilem juga sebagai jaringan penguat.Unsur-unsur utama xilem adalah sebagai berikut.
a.         Trakeid. Susunan sel trakeid terdiri atas sel-sel yang sempit, Trakeid memiliki dua fungsi, yaitu sebagai unsur penopang dan penghantar air.
b.        Trakea (Komponen Pembuluh). Trakea terdiri atas sel-sel silinder yang setelah dewasa akan mati danujungnya saling bersatu membentuk sebuah tabung penghantar air bersel banyak yang disebut pembuluh.
c.         Parenkim Xilem. Parenkim xilem biasanya tersusun dari sel-sel yang masih hidup. Dapat dijumpai pada xilem primer dan sekunder.

2.        Floem
Floem berfungsi untuk mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang
merupakan hasil fotosintesis dari bagianbagian lain yang ada di bawahnya. Pada kegiatan mencangkok, bagian ini harus dikelupas habis. Tahukah Anda mengapa demikian? Hal ini dilakukan supaya zat zat makanan tertimbun pada bagian tersebut sehingga dapat terbentuk akar akar pada media cangkoknya. Floem terdiri atas unsur-unsur berikut.
a)        Unsur-Unsur Tapis
Memiliki ciri-ciri, yaitu adanya daerah tipis di dinding dan intinya hilang dari protoplas. Daerah tapis merupakan daerah noktah yang termodifikasi dan tampak sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-pori. Pori-pori tersebut dilalui oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur tapis yang berdampingan. Dinding lateral banyak mengandung daerah tapis yang berpori. Pada komponen bulu tapis, dinding ujungnya saling berlekatan dengan dinding ujung sel di bawahnya atau di atas sehingga membentuk deretan sel-sel memanjang yang disebut pembuluh tapis.
b)        Sel Pengantar
Sel pengantar merupakan sel muda yang bersifat meristematis. Sel-sel pengantar di duga mempunyai peran dalam keluar masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis.
c)        Sel Albumin
Yang merupakan sel-sel empulur dan parenkim floem, dan terletak dekat dengan sel-sel tapis.
d)       Parenkim Floem
Parenkim floem merupakan sel-sel hidup yang berfungsi untuk menyimpan zat-zat tepung, lemak, dan zat organik lainnya dan juga merupakan tempat akumulasi beberapa zat seperti zat tannin dan resin.
e)        Serat-Serat Floem
Serat-serat floem merupakan sel-sel jaringan yang telah mengayu. Dalam pengamatan di bawah mikroskop, berkas pengangkut dapat dengan mudah dibedakan dengan jaringan parenkim di sekitarnya karena relative kecil dan tanpa ruang antarsel. Hanya trakea yang sel-selnya lebih besar dibanding-kan sel-sel di sekitarnya.
Berdasarkan letak xilem dan floemnya, berkas pengangkut dibedakan menjadi tiga tipe dasar, yaitu sebagai berikut.
a)        Kolateral
Tipe kolateral terjadi pada berkas pengangkut di mana letak xilem dan floem berdampingan. Floem berada di bagian luar. Tipe kolateral dibedakan menjadi tiga.
1)         Kolateral Tertutup
Tipe kolateral tertutup terbentuk bila antara xilem dan floem tidak terdapat kambium, Berkas pengangkut tipe kolateral tertutup ini dapat dijumpai pada tumbuhan golongan Monokotil.
2)        Kolateral Terbuka
Pada tipe ini antara xilem dan floem terdapat kambium, misalnya pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Pada tipe kolateral terbuka, cambium merupakan penghubung antara xilem dan floem. Berdasarkan letaknya pada tipe ini, kambium dibedakan menjadi dua yaitu kambium fasikuler, bila kambiumnya terletak dalam berkas pengangkut dan kambium interfasikuler
bila kambiumnya terletak di luar berkas pengangkut. Kambium fasikuler berperan dalam pembentukan floem ke arah luar dan xilem ke arah dalam.
3)        Bikolateral
Bila xilem terdapat di antara dua xilem dan floem maka disebut bikolateral. Di antara floem bagian luar dan xilem terdapat kambium, sedangkan antara xilem dan floem bagian dalam tidak terdapat kambium. Contohnya, pada tumbuhan Solanaceae.

b)        Konsentris
Pada tipe konsentris letak xilem dikelilingi floem atau sebaliknya. Tipe konsentris dibedakan menjadi dua.
1)        Konsentris amphikribral
Pada tipe ini letak xilem berada di tengah-tengah, dan floem mengelilingi xilem tersebut. Umumnya dijumpai pada tumbuhan golongan paku-pakuan (Pteridophyta).
2)        Konsentris amphivasal
Pada tipe ini letak amphivasal floem berada di tengah-tengah, sedangkan xilem mengelilingi floem tersebut. Contohnya pada Cirdyline sp. dan rhizome Acorus calamus.
b)        Radial
Tipe radial terjadi bila xilem dan floem bergantian menurut arah jari-jari lingkaran. Contoh terdapat pada akar primer dikotil dan akar tumbuhan monokotil.

3.        Jaringan Gabus
Jaringan ini mempunyai sifat lebih kuat daripada epidermis, bila epidermis telah mati atau tidak aktif, maka jaringan gabus ini menggantikan fungsi epidermis yaitu sebagai pelindung jaringan di bawahnya. Jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus yang disebut felogen. Sel-sel gabus mengandung suberin dan kutin. Jaringan gabus dibedakan menjadi tiga.
a)        Eksodermis. Jaringan ini terletak di luar dan mengandung suberin pengganti epidermis.
b)        Endodermis. Pada bagian endodermis yang masih muda, dinding selnya terdiri atas selulosa dan bersifat elastis, sedangkan endodermis yang sudah tua atau dewasa pada dinding selnya terjadi penebalan-penebalan berupa titik-titik atau pita dari zat kayu dan mengandung suberin serta kutin yang disebut titik atau pita kaspari.
c)        Periderm (Kulit Gabus). Periderm dibagi menjadi tiga bagian berikut.
1)        Felogen (Kambium Gabus)
       Felogen merupakan kambium gabus yang merupakan lapisan sel yangmeristematis. Felogen dapat terbentuk dari berbagai jaringan hidup, misalnya epidermis, parenkim korteks yang sel-selnya dapat berubah menjadi meristematik. Felogen ke arah luar membentuk gabus (felem) dan ke arah dalam membentuk parenkim (feloderm). Felogen, felem, dan feloderm membentuk jaringan kulit gabus (periderm
2)        Felem (Gabus)
Felem merupakan lapisan gabus sebagai produk dari felogen yang terbentuk ke arah luar.
3)        Feloderm (Parenkim Gabus)
Jaringan ini dapat dikatakan hampir homogen dengan parenkim korteks yang terbentuk ke arah dalam sehingga hanya terdapat di lapisan paling dalam. Dengan adanya jaringan gabus maka bagian dalam tumbuhan hidup terpisah dari udara luar. Untuk itulah diperlukan adanya hubungan antara  bagian dalam tumbuhan dengan udara luar untuk menunjang berbagai macam proses kehidupan. Dalam hal ini, pada jaringan gabus batang terdapat lentisel.

Referensi:
Buku BSE IPA Kelas Xi

0 komentar:

Posting Komentar